Desa Ngino Punya Gawe, Gelar Tradisi Kupatan Sapi dan Keleman

  • Mar 13, 2024
  • Ngino

Ngino-semanding.desa.id. Minggu ( 10/3/2024 ), terdapat pemandangan yang berbeda di Desa Ngino Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban. Masyarakat Desa Ngino menggelar tradisi yang syarat akan kekentalan budaya Jawa yakni Kupatan Sapi dan Keleman ( ngrujak’i par ). Kegiatan ini didukung oleh Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tuban.

Arak-arakan diberangkatkan oleh Kepala Desa Ngino dari Balai Desa Ngino menuju Sendang Asmoro. Arakan diiringi cucuk lampah diikuti dengan penari, gunungan hasil panen, arakan sapi dan disusul oleh masyarakat Desa Ngino sambil nyunggi tampah ambeng atau tumpeng.

Sesampainya di Sendang Asmoro masyarakat mengumpulkan uba rampe berupa tumpeng atau ambeng berisi nasi putih, nasi kuning (punar) beserta aneka lauk seperti ayam panggang atau ayam goreng, olahan ikan air tawar, lodeh dll. Serta dilengkapi dengan polo pendem seperti ubi, singkong, talas, dll yang berasal dari hasil kebun petani sendiri. Yang menarik dalam keleman yaitu jajanan pleret atau uler-uleran yang dihias berwarna warni yang merupakan simbol tanaman padi. Tak ketinggalan, rujak juga wajib ada didalamnya.

Prosesi kupatan sapi dan keleman dimulai dengan waosan rapalan oleh sesepuh desa. Kemudian dilakukan siraman sapi oleh Kepala Desa Ngino. Dilanjutkan dengan bancakan keleman. Keseruan semakin menjadi ketika grebek gunungan. Pengunjung Sendang Asmoro berebut gunungan dengan begitu antusiasnya. Diakhir, dilakukan makan tumpeng bersama, tapi harus sedikit disisikan untuk disawur ke tanaman padi di sawah.

Kupatan sapi dimaksudkan sebagai rasa terimakasih pemilik ternak kepada ternaknya yang telah membantu membajak sawah. Dengan ketupat dan lepet yang telah diberikan do’a diharapkan ternak tetap dalam keadaan sehat dan berkembangbiak dengan subur.

Sedangkan keleman sendiri adalah bentuk ungkapan rasa syukur dari para petani. Dengan memanjatkan do’a dan harapan agar tanaman padi mereka bisa tumbuh subur dijauhkan dari gangguan hama dan penyakit serta agar nantinya bisa menghasilkan produksi panen yang maksimal yang penuh dengan keberkahan. Keleman dilakukan pada saat tanaman padi mulai meteng  ( merunduk atau mendekati panen ).

Wawan Hariyadi, Kepala Desa Ngino mengungkapkan bahwa tradisi kupatan sapi dan keleman sebagai upaya mempertahankan kearifan lokal dan melestarikan warisan budaya yang dilakukan setiap satu tahun sekali dalam setiap musim tanam padi. Masih dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Ngino menyampaikan terima kasih kepada Disparbudpora Kabupaten Tuban dan seluruh yang terlibat karena telah mendukung kegiatan sehingga terlaksana dengan lancar.(Admin/LA)

 

#Nginobestari

#Nginoloman